Bashaer Othman menjadi satu-satunya Wali Kota termuda dunia. Di usianya yang masih 15 tahun, pelajar yang masih duduk di kelas 1 SMA Palestina ini sudah diberi jabatan publik sebagai Walikota Allar, Tulkarm, Tepi Barat, Palestina.
Bashaer diberi kesempatan mempimpin Kota Allar selama dua bulan, di bawah bimbingan Sufian Shadid, Wali Kota Allar sebenarnya, setelah ia terpilih dalam program pemberdayaan kaum muda Pemerintah Palestina.
Tentu unik sebuah kota dipimpin oleh perempuan yang masih berusia dibawah 17 tahun. Apalagi Bashaer harus memikul sejumlah tanggung jawab berat mengatasi semua hal terkait Kota Allar, termasuk mengawasi karyawan dan menandatangani semua dokumen resmi, kecuali dokumen keuangan.
Bertempat di kantor Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia di Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta, Rabu (12/9) siang, Tribun mendapat kesempatan mewawancarai perempuan jelita ini dengan nuansa santai namun obrolan serius.
Basher menerima Tribun dengan senyuman manis. Sapaan dengan menggunakan bahasa Arab makin menambah keakraban. Di sela-sela obrolan Bashaer bahkan sempat bercanda bertanya-tanya tentang merk handphone yang Tribun pakai. Apa saja pengalaman Basheer menjadi walikota termuda dunia.
Berikut petikan wawancaranya:
Selamat siang, selamat datang di Indonesia. Bisakah Anda bercerita bagaimana Anda jadi walikota di usia
Anda yang masih muda?
Selamat siang juga senang bisa berada di Indonesia. Pada awalnya saya mengikuti program pemerintah Palestina untuk pemberdayaan kaum muda. Saya lalu bersaing dengan ribuan anak muda yang mengikuti seleksi program tersebut, walikota seperti saya dipilih tidak melalui proses pemilihan umum yang dilakukan masyarakat tapi dipilih oleh walikota sebenarnya berdasarkan atas kompetensi atau kemampuan dalam berbagai hal.
Apa pertimbangan terbesar Anda terpilih?
Saya dinilai memiliki kemampuan individual diantaranya wawasan tentang kenegaraan, politik, sosial, ekonomi. Saya juga memiliki kemampuan leadership. Sebelum ini saya telah memimpin sebuah organisasi kepemudaan di sekolah. Saya juga punya visi dan misi yang jelas untuk kemajuan rakyat Palestina.
Anda sudah menjabat dua bulan, apa yang Anda lakukan selama periode itu?
Saya berusaha memecahkan berbagai masalah rakyat, salah satunya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Beberapa waktu lalu saya keliling ke beberapa negara luar dan sepulang dari sana saya mengajak para investor serta meyakinkan mereka agar mau berinvestasi di Palestina. Hasilnya lumayan, ada tiga proyek yang saya dapatkan dan saya pikir itu akan membuka lapangan kerja baru.
Ceritakan masalah tersulit yang Anda hadapi selama jadi walikota?
Melayani rakyat Palestina terutama dalam masalah hukum. Sebenarnya mereka sudah tahu hukum tapi biasanya mereka tidak puas jika tidak langsung bertanya kepada walikota, jadi saya harus sabar melayani mereka. Kesultian yang saya alami adalah bisa memuaskan seluruh rakyat, juga saat membuat rakyat menjalani ketentuan Dewan Kota. Beruntungnya saya punya kemampuan komunikasi yang bagus sehingga bisa mudah menjawab pertanyaan dari mereka.
Palestina identik dengan daerah konflik, tidakkah Anda takut dengan keselamatan jiwa Anda?
Daerah Tepi Barat yang saya pimpin relatif aman, tidak ada kontak senjata disana. Pertumbuhan ekonominya juga bagus, penghasilan rakyatnya di atas rata-rata. Jadi saya tidak pernah merasa takut untuk memimpin, ini semua untuk kemaslahatan umat.
Apa yang Anda pikirkan tentang konflik dengan Israel?
Saya datang kesini tidak untuk membahas konflik dengan Israel, itu sudah ada bagiannya tersendiri. Saya hanya ingin menjadi inspirasi generasi muda Palestina bahwa konflik bisa melahirkan pemimpin- pemimpin handal. Saya ingin pemuda Palestina punya sikap dan membangun peradaban mereka.
Apa perubahan yang Anda rasakan dalam diri Anda setelah menjadi walikota?
Tentu ada yang berubah dari kepribadian saya. Sekarang, saya lebih memikirkan kepentingan umat.
Bisakan Anda ceritakan kehidupan keluarga Anda?
Saya lahir dalam keluarga yang hangat, saya hidup dengan Ayah, Ibu dan lima orang saudara, saya anak keempat. Kami hidup dalam satu rumah dan kakak-kakak saya masih belajar di perguruan tinggi. Saat jadi walikota saya mendapat dukungan penuh dari keluarga, mereka sangat mensupport karier politik yang sedang saya jalani. Kami hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia.
Apa reaksi kawan-kawan Anda setelah jadi Wali Kota?
Mereka sangat apresiatif dan mendukung, kami tetap berhubungan bahkan mereka sering memberikan masukan dan berkomunikasi dengan saya melalui internet. Kami chating setiap hari dan berdiskusi banyak hal untuk kemajuan Palestina.
Apakah Anda punya pacar?
Tidak, Islam tidak memperbolehkan hubungan laki-laki dan perempuan tanpa status pernikahan apapun bentuk hubungan itu. Dan generasi muda Islam tidak seharusnya memikirkan hal itu. Generasi muda Islam harus cerdas membangun peradaban dan kemajuan bangsanya. Terus terang saya tidak punya akun facebook sebab kadang itu mengganggu aktifitas saya dalam berpikir tapi saya tetap mengikuti perkembangan global lewat internet.
Bagaimana Anda melihat masa depan pemuda Palestina?
Saya optimistis kami punya masa depan lebih bagus. Saat ini memang ada banyak pemuda Palestina yang berusaha keluar ke negara lain misalnya ke Saudi Arabia, Mesir atau negara Timur Tengah lainnya untuk mencari pekerjaan dan mencari wilayah aman. Tapi mereka semua punya komitmen besar untuk tetap jadi warga negara Palestina, artinya mereka akan kembali lagi. Kami juga meyakini bahwa Palestina suatu saat akan merdeka dan berdaulat.
Di Indonesia sering ada demonstrasi dukungan terhadap Palestina biasanya memakai tagline "Save Palestina". Apa tanggapan Anda?
Saya sangat mengapresiasi perhatian Indonesia terhadap negara kami. Indonesia adalah saudara setia kami sejak tempo dulu. Saya pribadi sangat terinspirasi dengan Ahmad Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno). Sebab beliau adalah tokoh yang pertama kali bersuara Palestina adalah negara berdaulat tanpa peduli dengan negara lain yang tidak mengakui kami.
Apakah Indonesia terkenal di negara Anda?
Iya terutama dengan tokoh Ahmad Soekarno, kami memanggil Ahmad Soekarno sebab orang Palestina mengenalnya dengan nama itu. Indonesia juga negara muslim terbesar dunia, dukungan dan suara dari Indonesia sangat memberi kami kepercayaan diri. Kami mendapatkan energi lebih ketika Indonesia bersuara lantang dan membela Palestina.
Apa pesan terakhir Anda untuk pemuda Indonesia?
Pemuda Indonesia harus terus maju kedepan. Maju Palestina!Maju Indonesia.
(tribunnews/13/9/12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.